Thursday, July 26, 2018

Diet Atkins & Ketogenik, Mana yang Lebih Baik

Diet Atkins & Ketogenik, Mana yang Lebih Baik
KOMPAS.com - Diet Atkins dan ketogenik dikala ini sebagai diet yg paling banyak dicari di Google. Sama-sama tinggi protein dan dianggap efektif menurunkan berat badan, diet manakah yg lebih baik?

Diet Ketogenik
Diet ini intinya adalah pola makan memakai memperbanyak lemak, asupan protein sedang, dan rendah karbohidrat. Hampir 75 % dari asupan kalori harian dipenuhi dari lemak, 5-10 % dari karbohidrat, dan sisanya protein.

Dengan membatasi karbohidrat hanya 50 gram atau kurang, diet ini akan memaksa tubuh membakar lemak buat tenaga. Proses itu dikenal sebagai memakai ketosis.

Dalam diet ini, kita wajib terus menjalani pola makan memakai rasio rendah karbohidrat, tinggi lemak, dan tinggi protein, sampai mencapai berat badan ideal. Tidak dijelaskan bagaimana cara menjaga berat barat selesainya sasaran tercapai.

Membatasi asupan karbohidrat dapat memproduksi kita kekurangan beberapa jenis kuliner bernutrisi, mirip kacang-kacangan, kentang, sayuran, dan buah-buahan.

Menurut Edwina Clark, pakar gizi, penurunan berat badan yg cepat di awal diet dapat meningkatkan motivasi. Tetapi, sebenarnya kadar lemak dalam tubuh nir berkurang.

"Karbohidrat disimpan dalam air, jadi dikala kita mengurangi karbohidrat tubuh akan kehilangan berat air. Selain itu karbohidrat adalah asal primer tenaga tubuh, sehingga jikalau kita membatasinya kita dapat merasa lemah, gampang tersinggung, dan sulit konsentrasi," kata Clark.

Kelebihan dari diet ini, dari Clark, adalah asupan lemak dan protein yg tinggi memproduksi perut lebih usang kenyang. Proses ketosis juga menekan produksi hormon lapar.

Walau begitu, keberlangsungan diet ini dalam jangka panjang dipertanyakan. Pembatasan keliru satu jenis kuliner dapat memproduksi tubuh kekurangan nutrisi.

Daftar kuliner yg dikonsumsi juga terbatas sehingga dapat menjadikan rasa bosan. "Pada akhirnya, dikala tubuh sangat ingin karbohidrat, kita dapat naik berat badan lebih banyak dari dalam dikala dimulainya diet," katanya.

Thinkstockphotos IlustrasiDiet Atkins
Diet ini memiliki empat fase. Pada fase satu (induksi) disarankan mengurangi total karbohidrat dan hanya makan sekitar 20 gram karbohidrat net atau tanpa serat, perhari. Saat makan disarankan wajib selalu timbul protein dan tambahan tiga porsi lemak. Fase ini berlangsung 2 minggu.

Selama fase 2, asupan karbohidrat naik 50 gram dan beberapa asal kuliner dibubuhi. Ini berarti kita juga dapat makan lebih banyak sayuran dan buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Fase 2 ini dilakukan sampai sasaran berat badan yg ingin dicapai kurang 4,5 kilogram lagi.

Fase tiga dan empat adalah belajar mempertahankan berat badan selesainya tercapai. Pada fase tiga secara bertahap ditambah jenis makanannya, contohnya sayuran berpati, serelia utuh, dan susu. Fase ini berakhir selesainya sasaran berat badan tercapai dan dipertahankan selama empat minggu.

Fase terakhir adalah fase menjaga berat badan dan kita boleh melanjutkan pola makan mirip di fase tiga.

Karena imbas diuretik dari diet pembatasan karbohidrat, biasanya berat badan pun akan lebih cepat turun. Tapi, penurunan yg drastis dapat memproduksi kita merasa lelah, mood nir stabil, dan indolen.

"Sebagian orang  mungkin nir dapat menjalankan diet ini dalam jangka panjang. Selain itu tantangannya kita juga perlu memastikan cukup asupan serat setiap hari," kata Clark.

Asupan lemak jenuh yg tinggi dalam diet ini juga dapat berpengaruh dalam kesehatan jangka panjang. Namun, dari Clark diet ini lebih baik dari diet ketogenik.

"Die Atkins mendorong pelakunya melakukan transisi pola makan secara bertahap sehingga berat badan yg sudah tercapai dapat bertahan jangka panjang," katanya.

No comments:

Post a Comment